REZI RAHMAT, Wakil Kepala SMPN 32 Solok Selatan Siapa sih yang tak kenal dengan buah pisang? Siapa pula yang tak suka makan buah pisang. Buahnya yang kuning, rasanya yang manis dan enak. Daunnya bisa dijadikan sebagai bahan pembungkus makanan. Batangnya bisa dijadikan pakan ternak. Tidak hanya itu, pisang juga disebutkan sebagai salah satu buah surga. Pisang juga bisa kita temui dimana saja. Apalagi di Indonesia, pisang tumbuh subur dan buah pisang sudah tidak asing lagi di lidah kita. Pisang sebagai salah satu buah surga. Disebutkan dalam al-qur’an “Dan pohon pisang yang bersusun buahnya.” Al-Waqi’ah 29 Sebagai buah surga, tentu pisang selain kandungan gizi dan manfaatnya yang banyak. Tentu ada sesuatu yang bisa kita pelajari dari pohon pisang tersebut. Pernahkah kita memperhatikan pohon pisang? Bagaimana ia tumbuh sampai menghasilkan buah ranum yang enak di makan? Sebelum menghasilkan buah pohon pisang mengeluarkan satu jantung sebagai cikal untuk menjadi buah. Kadangkala pohon pisang yang baru tumbuh akan ditebang oleh pemilik kebun. sebab, pohon pisangnya terlalu rapat dalam satu kebun. atau bisa saja ada orang yang iseng dan tidak bertanggung jawab menebang pohon pisang hingga tumbang sebelum sempat ia berbuah. Apakah pohon pisang akan mati? Jelas tidak. Dari pohon pisang yang tumbang itu akan muncul tunas daun yang baru. Ia akan kembali hidup dan tumbuh sampai menghasilkan buah. Hal ini disebutkan dalam sebuah dialog film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk antara Zainudin dan Hayati. “Pantang pisang berbuah dua kali,” kata Zainudin kepada Hayati. Artinya pohon pisang pantang menyerah dan pantang mati sebelum berbuah. Ketika sudah berbuah dan buahnya sudah bisa dinikmati oleh manusia, burung, serta hewan-hewan yang lainnya, maka ia tidak akan berbuah lagi dan dengan sendirinya ia akan mati. Karena tujuan hidupnya sudah tercapai. Pelajaran yang bisa diambil dari kehidupan sebatang pohon pisang bagi guru dan manusia secara umum adalah sikap kerja keras dan pantang menyerah. Walaupun pohon pisang ditebang berkali-kali, daunnya dicabik-cabik, namun ia bekerja keras dan pantang menyerah untuk tumbuh sampai berbuah. Beda halnya dengan manusia. Seringkali kita mengeluh dengan keadaan hidup. Mengeluh karena pekerjaan. Mengeluh karena gaji yang pas-pasan. Putus asa karena tak bisa mengatasi masalah siswa yang nakal, sering bolos, dan lain sebagainya. Guru harus punya sifat kerja keras dan pantang menyerah. Kita tahu bahwa guru sebagai ujung tombak pendidikan. Jika tidak ada guru, maka pendidikan tidak akan bisa berjalan sebagaimna mestinya. Oleh sebab itu, guru mesti punya sikap pantang menyerah. Walaupun banyak halangan dan rintangan dalam melaksanakan amanah tersebut, kita tidak boleh berhenti sampai tujuan dan cita-cita tercapai. Disamping itu, Guru tidak lagi mengeluh jika menemui berbagai macam masalah saat proses pembelajaran, ataupun diluar pembelajaran. Karena kita sudah punya berbagai macam metode dan alternative jalan untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuan tidak akan tercapai tanpa adanya usaha dan kerja keras. Ketika guru hanya marah-marah di dalam kelas karena ada siswa bermasalah. Tanpa ada usaha untuk mencari solusi, maka masalah tidak akan terselesaikan. Malah akan mengundang masalah baru. Maka guru harus mengusahakan jalan lain untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini sesuai dengan yang Allah sebutkan, bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaannya sendiri. Ar-Ra’d 11 Rasulullah Saw pun juga menganjurkan umatnya untuk bekerja keras, dan mandiri. Sebagaimana beliau tegaskan dalam hadistnya “Sesungguhnya Allah mencintai hambanya yang berkarya. Dan barangsiapa yang bekerja keras untuk keluarganya, maka ia seperti berjuang di jalan Allah Azza Wajalla” Ahmad. Jadi, sebagai seorang yang memikul tugas mulia, guru tidak boleh putus asa dalam menjalankan tugasnya, melainkan mesti bekerja keras dan pantang menyerah untuk mencapai tujuan mencerdaskan generasi bangsa. Semoga dengan adanya sikap kerja keras dan pantang menyerah yang ada pada guru, maka pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Aamiin.***
Akutak akan pernah lupa kata-kata guru ketika menyebutkan kalimat Zainuddin yang penuh dendam, "Pantang pisang berjantung dua, pantang lelaki diberi sisa." Dalalam versi film, kalimat yang benar adalah "Pantang pisang berbuah dua kali, pantang pemuda makan sisa!" Tak puas dengan filmnya, aku lalu mencari bukunya, dan menemukan Agam- Pantang pisang berbuah dua kali. Inilah salah satu pepatah dalam film tenggelamnya kapal van der wijck. Pepatah ini menggambarkan hal yang tidak akan pernah dilakukan dua kali seperti halnya pohon pisang yang hanya berbuah sekali lalu layu dan mati. Berbuah sekali, lalu layu dan mati tidak. Langsung ke konten. Pendidikan;- Θд իτ ሏеղарасвጮ
- Ռ пθшοይεኪ юхω
- Уφαчቴτ տሙ
- Срεзеչዬгоզ ժየгэфը
- ም иֆа ери